Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 93; Lukas 14; Daniel 7-8
Ada sejumlah kecenderungan yang tampak dari staff baru di kantor. Ia akan terlihat canggung karena berada di lingkungan yang baru. Akibatnya, ia akan lebih banyak berdiam diri, hanya bicara seperlunya. Kalaupun mulai berkomunikasi, ia akan banyak bertanya, termasuk menanyakan pertanyaan sepele yang kadang menjengkelkan.
Lalu tak jarang ia pun akan merasa takut melakukan kesalahan. Sehingga ketika harus berhubungan dengan atasan, ia cenderung menahan diri, atau malah bertanya pada rekannya. Situasi seperti itu memang menjadi bagian dari adaptasinya. Tetapi kalau terlalu lama akan berdampak buruk bagi keseluruhan tim kerja. Batas waktupun bisa molor. Buntutnya, perusahaan bisa mengalami kerugian.
Sebagai orang lama, sudah seharusnya kita menghadirkan suasana yang nyaman bagi rekan kerja yang baru. Meski mungkin bukan tanggung jawab kita untuk memberikan orientasi, tidak ada salahnya kita memberikan informasi sederhana, seperti nama, kepribadian, maupun tanggung jawab dari rekan-rekan kerja lain.
Ketika merenungkan kehidupan para petobat baru di Kisah 2, saya bertanya-tanya, menapa mereka merasa betah dalam lingkungan persekutuan tersebut? Bahkan mereka rela menjual hartanya dan membagikannya kepada yang memerlukan. Tentu karena petobat baru tidak dibiarkan memiliki rasa canggung dalam komunitas persekutuan. Setiap orang berinisiatif untuk menghadirkan nuansa persekutuan yang hangat. Dan saya kira hal ini bisa ditiru dalam dunia kerja kita.
Anda pernah menjadi orang baru yang membutuhkan bantuan senior, kini giliran Anda membantu rekan-rekan yang baru.